Kebiasaan buruk seringkali susah untuk dihindari. Namun berawal dari niat, yakinlah bahwa kita bisa merubah kebiasaan buruk kita. Berikut beberapa 8 tips dari pakar Tina B. Tessina, Ph.D untuk memperbaiki kebiasaan buruk yang sering anda lakukan:
1. Sering Terlambat
Pertama, taruh mainset di pikiran Anda dulu bahwa "Orang yang membutuhkan kita (misal: teman kantor) akan merasa tersakiti jika kita datang terlambat". Mainset seperti ini menjadikan langkah awal untuk Anda agar lebih berusaha untuk datang lebih awal.
Kedua, belajar untuk tidur lebih awal. Orang yang kekurangan jam tidur cenderung bangun kesiangan. Selain itu taruh mainset di pikiran Anda bahwa tidur cukup baik untuk kesehatan tubuh Anda.
2. Sering Marah atau Tersinggung
Kondisi ini menaikkan tekanan darah dan cenderung menciptakan masalah sepele bagi orang lain. Kemarahan juga membuat Anda tak bisa berpikir jernih dan menyebabkan ketidaknyamanan serta membuat orang lain sulit untuk bekerja dan bersosialisasi dengan Anda.
Untuk mengubah kebiasaan ini, Anda harus mengembangkan kedewasaan emosional. Pahami jika kemarahan Anda itu akan dilihat orang lain bukan sebagai kekuatan akan tetapi sikap kekanak-kanakan.
Tips:
Kurangi ekspektasi Anda yang TERLALU tinggi. Perbolehkan orang lain untuk menjadi dirinya sendiri dan jika Anda ingin marah, cobalah ambil napas dalam-dalam sebanyak tiga kali untuk menenangkan pikiran.
3. Tidak Percaya Diri dengan Kemampuan
Jika Anda benar-benar tidak memiliki kesiapan untuk menjalankan pekerjaan yang diamanahkan, jangan takut bertanya atau meminta bantuan. Tak masalah jika Anda harus jadi pemula di satu bidang meski Anda merupakan pakar di bidang lainnya.
4. Ingin segalanya SEMPURNA
4. Ingin segalanya SEMPURNA
Sering bersikap berlebihan itu bisa jadi tanda Anda terlalu berharap pada kemampuan diri sendiri dan mencoba mengendalikan segalanya.
Oleh karena itu kurangi ekspektasi pencapaian Anda dan izinkan orang lain untuk membantu Anda dengan caranya sendiri. Untuk jangka panjang, berada dalam sebuah tim akan terasa lebih efisien daripada mencoba untuk mengatasi segalanya sendirian dan kewalahan.
5. Tak Punya Banyak Waktu untuk Meredakan Stres
Belajarlah untuk menjadwalkan waktu rileks Anda sendiri. Jika waktu pribadi Anda dijadwalkan layaknya pekerjaan atau kegiatan Anda lainnya maka Anda akan cenderung untuk melakukannya.
Bisa juga dengan bergabung dalam sebuah komunitas tertentu yang bertemu secara rutin untuk melakukan aktivitas santai seperti olahraga atau meditasi, bisa juga dengan menjadwalkan pijat secara rutin.
6. Sering Merasa Tegang dan Cemas
Atasi dengan doa untuk melawan komentar-komentar negatif yang ada dalam pikiran Anda. Kemudian belajarlah untuk menarik nafas dalam-dalam ketika merasa cemas karena ini akan memperlambat detak jantung dan membuat Anda tenang.
7. Terganggu akibat Konflik dengan Orang Lain
7. Terganggu akibat Konflik dengan Orang Lain
Belajar untuk lebih aktif mendengarkan, memandang hal-hal secara positif, negosiasi untuk mencapai win-win solution dan komunikasi yang jelas untuk akan melenyapkan sumber konflik.
Belajarlah mendengarkan orang lain (bahkan jika Anda tak sepakat dengannya) dan sebelum berbicara, pertimbangkan bagaimana perasaan orang lain ketika Anda melontarkan kata-kata itu. Perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan olehnya dan lebih penting lagi berpikirlah sebelum bereaksi terhadap orang lain.
8. Kesepian
Hargai teman-teman yang Anda miliki dan buatlah pertemanan baru dengan menghadiri kelas-kelas atau komunitas lain dimana Anda bisa fokus untuk itu. Hal ini akan menambah kontak Anda dengan orang lain serta memberi Anda suatu kesamaan dengannya. Waspadalah jika Anda terlalu banyak menghabiskan waktu di depan komputer atau ngobrol online karena aktivitas semacam ini justru akan menyerap waktu Anda namun memberi manfaat lebih sedikit untuk menghilangkan kesepian.
Pastikan Anda menjadwalkan sejumlah waktu tertentu untuk bertemu dengan seorang teman sedikitnya sekali seminggu dan jika Anda tidak memiliki teman lalu gunakan waktu itu untuk mengambil sebuah kelas atau bergabung dengan sebuah komunitas (misalnya komunitas olahraga) yang akan memberi Anda
kesempatan untuk bertemu teman-teman baru.
Sumber: kaskus
Sumber: kaskus