Jangan tutup perbincangan yang terjadi di Facebook dengan orang lain dari pasangan.
Berita tentang kaitan Facebook dan hubungan pasangan atau suami-istri yang rusak, sudah bukan hal baru.
Pernah ada berita yang mengatakan, di Inggris, 1 dari 3 dokumen perceraian mencantumkan nama Facebook.
Berita tentang kaitan Facebook dan hubungan pasangan atau suami-istri yang rusak, sudah bukan hal baru.
Pernah ada berita yang mengatakan, di Inggris, 1 dari 3 dokumen perceraian mencantumkan nama Facebook.
Berita-berita semacam ini seharusnya cukup membuat pasangan untuk mulai meningkatkan kewaspadaan mengenai keberadaan Facebook dalam kehidupan berpasangan.
Ancaman dan kebaikan Facebook bagi pasangan, menurut situs hubungan dan percintaan, YourTango, diungkap pertama kali dalam buku Facebook and Your Marriage yang dituliskan pasangan K Jason dan Kelli Krafsky beberapa tahun lalu.
Menurut pasangan ini, ada 8 jebakan yang rawan menjebak pasangan untuk terjatuh dan merusak kehidupan pernikahannya:
1. Memercikkan kembali api asmara yang sudah lama padam
Mencari cinta lama, cari pacar, atau sekadar kenalan, bukan hal yang terlalu sulit dilakukan di Facebook.
Bertemu cinta lama atau gebetan lama bisa mengingatkan perasaan lama yang sempat menyala. Semakin jauh memori teringat, makin tinggi kemungkinan perselingkuhan fisik maupun emosional terjadi.
2. Membiarkan Facebook mendominasi keseharian
Saat ini, kebanyakan ponsel produksi anyar sudah bisa menghubungkan penggunanya ke akun Facebook setiap saat.
Hal ini bisa menyebabkan ketergantungan pengguna akun terhadap situs tersebut. Apalagi hal semacam ini bisa menciptakan semacam "kompetisi" terselubung.
Membandingkan keseruan aktivitas atau foto yang diunggah teman di Facebook dengan status atau aktivitas milik sendiri yang membosankan bisa memicu masalah tersendiri. Lebih parahnya, berupaya mencari drama supaya bisa dituliskan di status Facebook. Tujuannya: biar dianggap seru.
3. Curcol di status
Kotak kosong di halaman muka akun Facebook dengan tulisan "What's on your mind" tersedia sebagai saran untuk mengungkap sesuatu, bukan sebuah perintah untuk menuliskan segala hal yang ada di pikiran.
Akan berbahaya bila salah satu pasangan menuliskan isi pikirannya mengenai pertengkaran seputar masalah pernikahan, debat tentang pernikahan, atau memarahi pasangan di kotak status Facebook itu. Bukannya selesai, malah memperparah keadaan. Siapa tahu perkataan-perkataan yang ditulis kala emosi membara itu bisa membuat si dia makin marah.
4. Berbagi kisah dan kesah seputar hubungan dengan lain secara berlebihan
Menurut pasangan Krafky, berbagi cerita dan kesah tentang hubungan cinta atau masalah pernikahan dengan orang lain selain pasangan bisa memicu keintiman.
Percakapan semacam ini bisa terjadi di ruang chat pribadi di Facebook. Tergantung motif salah satu atau kedua orang yang terlibat, percakapan dunia maya itu dengan mudahnya menyulut curhat tentang problem pernikahan yang sedang dihadapi ke bentuk hubungan cinta impian, hingga ke keinginan untuk membangun hubungan dengan orang yang bisa mendengarkan curahan hati dengan sabar (seperti yang sedang dilakukan lawan bicara saat itu, misalnya).
5. Keranjingan game Facebook
Permainan-permainan di Facebook memang rentan membuat kecanduan. Bahkan bisa membuat pemainnya keranjingan bermain selama berjam-jam setiap harinya.
Sayangnya, hal ini bisa menyebabkan masalah di dunia nyata. Anak atau pasangan yang terpaksa menunggu bisa-bisa haus perhatian dan mencari pemenuhan perhatian itu di tempat lain.
6. Mencari perhatian lewat foto, profil, atau posting publik
Berkomentar adalah salah satu bagian menarik dari Facebook. Isi komentar pun rentan memicu masalah bila berisi hal-hal kurang sedap tentang pasangan, atau justru "flirting" kepada orang lain. Sesekali mungkin masih aman, tetapi tetap saja mencari masalah, namanya.
7. Menjalin pertemanan langsung atau tak langsung dengan orang yang mengancam pernikahan
Bila Anda baru saja setuju untuk menjadi kontak salah satu orang yang berpotensi buruk bagi hubungan, maka hal itu akan melukai hubungan. Orang-orang yang berpotensi menciptakan masalah bila disetujui permintaan pertemanannya antara lain; mantan kekasih, orang yang punya tabiat buruk yang dibenci oleh pasangan, orang yang jelas-jelas menyukai Anda (padahal Anda sudah punya pasangan), saudara yang punya masalah psikologi, serta teman-teman yang jahat.
8. Menolak membicarakan tentang apa yang terjadi dalam akun Facebook Anda dengan pasangan
Facebook sudah bukan lagi sekadar topik obrolan selintas. Via Facebook, tak jarang terjadi obrolan singkat maupun panjang bersama teman-teman. Lalu mengapa menghindari diskusi tentang isi percakapan Facebook itu
dari pasangan? Menolak membahas suatu pokok perbincangan bisa berakibat fatal bagi pernikahan bila tidak disetujui kedua pihak.
Sebagai tambahan, pasangan Krafsky mengutarakan, Facebook saat ini sudah menjadi lahan bicara primer bagi sebagian orang. Terlebih lagi, Facebook juga menjadi bagian penting dalam keseharian.
Disarankan bagi pasangan yang gemar menggunakan Facebook untuk membiasakan diri mejadikan Facebook sebagai bagian perbincangan. Perbincangan seputar Facebook juga bisa menyangkut masalah rambu-rambu pasangan, batasan saat online yang menyangkut hubungan, akuntabilitas, password akun, dan sebagainya.