Amerika-Sebuah studi terkini mengungkapkan, bahwa lelaki yang gemar 'jajan' mempunyai banyak alasan untuk mengunjungi lokalisasi atau tempat prostisusi. Beberapa di antaranya adalah kesepian dan kesulitan atau canggung dalam mencari teman kencan. Namun dari sekian banyak alasan tersebut, mencari tantangan atau pengalaman baru dalam berhubungan seks adalah alasan utamanya.
"Bagi sebagian lelaki, salah satu motivasi mengapa mereka tertarik mengunjungi tempat pelacuran, karena dari tempat ilegal itulah mereka mendapat risiko yang dianggapnya sebagai sesuatu yang menarik dan menantang, " kata Martin Monto, seorang sosiolog di University of Portland yang melakukan penelitian tentang prostitusi.
"Johns" -- sebutan bagi laki-laki yang mengunjungi pelacur – mengaku, tidak mudah untuk belajar dan mengingat kebiasaan seksual mereka (pekerja seks komersial/PSK). Inilah yang membuat mereka menjadi semakin penasaran dan tertantang untuk datang dan datang lagi ke tempat pemuasan syahwat itu.
Dalam penelitiannya, para peneliti mewawancarai para pekerja seks dan mencoba untuk memahami bagaimana mereka masuk ke bisnis ini. Sayangnya mereka tidak mendapatkan data mengenai pengalaman seksual para hidung belang.
Dari data yang berhasil dihimpun menunjukkan, bahwa hanya sekitar satu persen lelaki di Amerika Serikat mengunjungi tempat prostitusi hanya pada tahun tertentu. Sementara sekitar 16 persen lelaki selama hidupnya pernah beberapa kali, bahkan sering mengunjungi tempat tersebut.
Hasil studi tersebut juga menemukan, bahwa sebagian besar lelaki yang gemar mengunjungi tempat prostiusi, kecil kemungkinan untuk menikah.
Kalaupun mereka menikah, biasanya pernikahan yang dijalaninya cenderung tidak bahagia. Karenanya tidak mengherankan, kalau perilaku seksual para hidung belang ini lebih liberal dibandingkan lelaki yang jarang ke tempat prostitusi.
beritasatu.com
"Bagi sebagian lelaki, salah satu motivasi mengapa mereka tertarik mengunjungi tempat pelacuran, karena dari tempat ilegal itulah mereka mendapat risiko yang dianggapnya sebagai sesuatu yang menarik dan menantang, " kata Martin Monto, seorang sosiolog di University of Portland yang melakukan penelitian tentang prostitusi.
"Johns" -- sebutan bagi laki-laki yang mengunjungi pelacur – mengaku, tidak mudah untuk belajar dan mengingat kebiasaan seksual mereka (pekerja seks komersial/PSK). Inilah yang membuat mereka menjadi semakin penasaran dan tertantang untuk datang dan datang lagi ke tempat pemuasan syahwat itu.
Dalam penelitiannya, para peneliti mewawancarai para pekerja seks dan mencoba untuk memahami bagaimana mereka masuk ke bisnis ini. Sayangnya mereka tidak mendapatkan data mengenai pengalaman seksual para hidung belang.
Dari data yang berhasil dihimpun menunjukkan, bahwa hanya sekitar satu persen lelaki di Amerika Serikat mengunjungi tempat prostitusi hanya pada tahun tertentu. Sementara sekitar 16 persen lelaki selama hidupnya pernah beberapa kali, bahkan sering mengunjungi tempat tersebut.
Hasil studi tersebut juga menemukan, bahwa sebagian besar lelaki yang gemar mengunjungi tempat prostiusi, kecil kemungkinan untuk menikah.
Kalaupun mereka menikah, biasanya pernikahan yang dijalaninya cenderung tidak bahagia. Karenanya tidak mengherankan, kalau perilaku seksual para hidung belang ini lebih liberal dibandingkan lelaki yang jarang ke tempat prostitusi.
beritasatu.com