Slank |
Timbulnya kekisruhan dan tentangan terhadap konser Lady Gaga di Gelora Bung Karno sangat disayangkan grup band Slank.
Salah satu personil Slank, Bim Bim, mengatakan seharusnya konser penyanyi Amerika Serikat, Lady Gaga diizinkan asalkan mengikuti semua aturan dan budaya yang ada di Indonesia.
"Kami punya pengalaman waktu mau manggung di Malaysia. Kami di panggil badan imigrasi Malaysia, dan ditanya lagu apa yang akan dinyanyikan, berapa lagi, busananya seperti apa, dan sebagainya. Malaysia punya aturan untuk konser, ya kita ikuti aturan itu," kata Bim Bim, dalam acara Dialog Budaya Xtraligi : Perjalanan Spiritual Slank bersama Ki Ageng Ganjur di Pondok Pesantren Al Muhajirin, Teluk Gong, Jakarta Utara, Sabtu (27/5).
Karena itu, ia mengajak semua orang bersikap bijaksana dan jangan mengkaitkan konser suatu musisi asing dengan kehidupan sosial seseorang. Sebab, jika musisi asing tersebut ingin menggelar konser di Indonesia, mereka harus diberitahukan kewajiban untuk mengikuti seluruh aturan konser yang disesuaikan dengan adat, budaya dan tradisi di Indonesia.
"Jadi jangan dilarang konser. Tapi harus dikasih tahu kewajibannya ikuti aturan di sini. Kalau dilarang, bisa tambah marah musisi itu sama kita. Tapi kalau di kasih tahu aturannya yang jelas, justru dia akan tambah menghargai kita," ujarnya.
Kendati demikian, Bim Bim menilai dana sebesar Rp20 miliar untuk mendatangkan seorang penyanyi ke Indonesia merupakan anggaran yang sangat besar.
"Kalau gue sih, sayang duitnya sampe Rp20 miliar dikeluarin cuma buat manggil Lady Gaga ke Indonesia. Mending doi kasih Slank aja, tuh dana bisa buat manggung Slank ke seluruh Indonesia dan makin banyak pondok pesantren yang bisa dikunjungi," kelakarnya.
Hal senada juga dilontarkan Kaka Slank. Ia berharap ke depan kekisruhan pelaksanaan konser Lady Gaga tidak terulang kembali di Jakarta. Seharusnya, elemen masyarakat, organisasi masyarakat serta pihak-pihak lain membuka pintu seluas-luasnya bagi musisi internasional mempertunjukkan karya seninya. Sehingga, bisa memberikan nilai positif bagi kota Jakarta dan negara Indonesia dalam kancah perkembangan musik dan seni budaya internasional.
"Ya sepanjang, mereka mau mengikuti aturan disini. Kalau tidak mau ya, namanya mereka egois dong," cetusnya.