Tidak jarang dibutuhkan ketahanan mental agar mereka mampu mempertahankan dan menjalanakan keyakinan yang dipeluk. Tujuannya tak lain agar mereka tetap eksis dan bisa berprestasi di liga yang digelutinya.
Banyak kisah monumental dari pemain Muslim yang layak diteladani. Mereka tetap menjadi Muslim taat dan profesional di lapangan. Meski banyak godaan di tengah mayoritas warga Eropa, mereka tetap bersikukuh untuk tidak larut dalam arus besar itu. Berikut beberapa kisah menggugah yang layak pembaca teladani.
1. Samir Nasri (Manchester City/Timnas Prancis)
Gelandang Manchester City ini memiliki kebiasaan membaca surat Alfatihah sebelum memulai pertandingan. Hal ini dilakukannya saat membela klub maupun Timnas Prancis.
2. Mesut Ozil (Real Madrid/Timnas Jerman)
Pemain timnas Der Panzer Jerman keturunan Turki ini, berkomitmen menjalankan perintah agama sepanjang waktu. Ketika memasuki bulan Ramadhan, ia rutin berdoa dan membaca Alquran. Sesibuk apapun kegiatannya bersama Real Madrid, Ozil selalu berusaha untuk membaca beberapa ayat Alquran.
3. Thierry Henry (New York Red Bulls/Timnas Prancis)
Striker New York Red Bulls ini, seringkali melakukan sujud mencium lapangan seperti sujud syukur sebagai selebrasi usai mencetak gol ke jala lawan. Hal itu dilakukannya sebagai sebagai tanda syukur atas capaian membawa timnya meraih kemenangan atau prestasi. Dalam episode wawancaranya yang disiarkan Al Jazeerra, Henry menegaskan keislamannya. Mantan bomber Arsenal dan Timnas Prancis ini menyangkal kalau Islam terkait gerakan terorisme.
4. Kolo Toure (Manchester City/Pantai Gading)
Selain tangguh menjaga pertahanan Manchester City, Kolo Toure juga kuat menjaga imannya. Kehidupannya di Manchester semakin nyaman ketika mantan punggawa Barcelona sekaligus sang adik, Yaya Toure, ikut bergabung ke the Citizens.Kolo Toure termasuk pribadi yang saleh. Bahkan, ketika masih membela Arsenal, ia termasuk salah satu guru mengaji. Kini, ketika ia hijrah ke Manchester, Toure masih bolak-balik Manchester-London demi melanjutkan pengajarannya.
Siapa nyana, di balik kegarangannya di lapangan, Toure adalah sosok yang lembut dan penuh pengabdian terhadap Islam. Kendati begitu, Kolo tidak memungkiri ia sering bolong dalam menunaikan puasa Ramadhan ketika timnya bertanding. Latihan berat yang dijalani City memaksa punggawa Pantai Gading itu membatalkan puasanya. Namun, ia selalu mengganti puasa Ramadhan di lain hari. “Itu adalah konsekuensi sebagai seorang Muslim,” kata dia.
5. Eric Abidal (Barcelona/Timnas Prancis)
Setelah memutuskan memeluk agama Islam atau menjadi mualaf, Abidal menambahkan nama 'Bilal' di tengah namanya. Punggawa Timnas Prancis itu terus berupaya menjadi Muslim taat pascamengucapkan dua kalimat syahadat. Bek Barcelona ini gemar sekali membaca beberapa ayat Alquran sebelum berlaga. Di setiap sesi latihan klub, Abidal tidak pernah melupakan untuk membawa tas kecil berisi Alquran mini.
6. Karim Benzema (Real Madrid/Timnas Prancis)
Striker Real Madrid ini memiliki kemiripan dengan seniornya, Zinedine Zidane, yang berdarah Aljazair. Benzema mengaku beruntung membela Los Blancos. Alasannya ketika Madrid menjalani kompetisi di bulan Ramadhan, dia tidak sendirian menjalani puasa. Kalau sebelumnya dia bersama Mahmadou Diarra dan Lassana Diarra --yang beragama Islam-- puasa bersama. Sekarang Benzema ditemani Mesut Ozil dan Sami Khedira.
7. Nicolas Anelka (mantan Chelsea/Timnas Prancis)
Ketika Chelsea masih dibesut Andres Villas Boas, sang pelatih menyuruh pemain yang sedang puasa untuk tetap berada di meja makan. Anelka dan pemain Muslim the Blues lainnya hanya bisa melihat rekan-rekannya makan dengan lahap. Meski begitu, dia tidak tergerak untuk membatalkan puasa. “Walau iri, saya tetap harus berpuasa,” tegas punggawa Timnas Prancis itu.
Dalam satu kesempatan lain, Anelka yang memeluk Islam pada 2004 itu mengatakan, Islam memberikannya kedamaian. ”Islam banyak membantu saya untuk bisa bersikap tenang dan berkonsentrasi dan memiliki semangat tinggi. Saya senang menjadi seorang Muslim, sebuah agama yang tenang dan saya banyak belajar dari Islam,” tutur Abdul Salam Bilal Anelka, nama Muslimnya.
8. Frederick Kanoute (Sevilla/Timnas Mali)
Pada 2007 lalu, Frederick Kanoute menolak mengenakan kostum Sevilla karena disponsori sebuah rumah judi. Karena dipaksa menggunakannya manajemen Sevilla, Kanoute menyisati dengan menutup sponsor itu dengan lakban hitam. Ia juga dikenal sebagai pesepakbola yang ringan tangan. Kanoute pernah mengeluarkan uang dari saku pribadinya sebesar 700 ribu dolar AS (sekitar Rp 6,3 miliar) untuk menyelamatkan sebuah masjid di Kota Sevilla lantaran mau ditutup dan diubah fungsinya.
Salah satu aksi juru gedor gaek Timnas Mali yang mengundang kontroversi adalah, ketika ia melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Deportivo La Coruna di Copa del Rey. Kala itu, Kanoute menunjukkan kaus dalam yang bertuliskan 'Palestina' dalam huruf negara-negara dunia. Hal itu dilakukan Kanoute sebagai dukungan terhadap Palestina yang saat itu, sedang diinvansi Israel.
Tak ayal, aksinya dianggap sebagai pelanggaran. Kanoute pun denda. Dalam aturan FIFA, memang dijelaskan seorang pemain tidak boleh menampilkan pesan-pesan politik atau religius yang melukai pihak lain dalam bentuk apa pun. Reaksi yang bermunculan pun beragam. Ada yang menganggap tindakan Kanoute berlebihan. Ada pula yang berkata, ini adalah bentuk diskriminasi Barat terhadap Islam.
9. Franck Ribery (Bayern Munich/Timnas Prancis)
"Islam adalah sumber kekuatan saya di dalam dan di luar lapangan sepak bola. Saya mengalami kehidupan yang cukup keras dan saya harus menemukan sesuatu yang membawa saya pada keselamatan dan saya menemukan Islam," ungkap Ribery saat ditanya perihal agama yang dianutnya.
Winger Timnas Prancis itu kepergok berdoa dengan mengadahkan tangan --laiknya seorang Muslim berdoa-- saat skuat 'Ayam Jago' melawan Swiss pada Piala Dunia 2006. Sejak itu, seantero dunia tahu winger Bayern Munich itu sudah menjadi umat Nabi Muhammad SAW.
Ia menjadi mualaf setelah menikahi seorang gadis Prancis keturunan Maroko. Ia pun menambahkan nama 'Bilal' di tengah namanya. Menjadi Muslim, Ribery menerapkan ajaran Muhammad SAW itu dalam kehidupan sehari-harinya. "Saya ini orang yang sederhana dan simpel saja," selorohnya.
10. Yaya Toure (Manchester City/Timnas Pantai Gading)
Yaya Toure menjadi bintang Manchester City saat mencetak dua gol ke gawang Newcastle United. Tapi dalam pesta perayaan, ia menolak menerima sebotol besar champagne saat pesta kemenangan di ruang ganti. "Maaf! Saya tidak minum alkohol. Saya Muslim," ujar Yaya Toure seraya menyerahkan botol besar champagne ke Joleon Lescott, rekannya.
Saat masih di Barcelona, Yaya Toure adalah imam bagi dua rekannya; Eric Abidal dan Seydou Keita. Ketiganya selalu menyampatkan diri shalat berjamaah, dan Toure dianggap memiliki pengetahuan keagamaan yang lebih dibanding Abidal dan Keita.
Ketika Yaya Toure memutuskan pindah ke Manchester City, Abidal dan Keyta menjadi orang yang paling kehilangan. Dalam salah satu kesempatan wawancara dengan salah satu radio, Abidal sempat mengatakan. "Kami kehilangan imam."
11. Sulley Muntari (AC Milan/Timnas Ghana)
Nama aslinya adalah Sulleyman Ali Muntari yang merujuk pada nama Nabi Sulaiman AS. Gelandang Inter Milan yang dipinjamkan ke AC Milan itu beberapa kali kerap merayakan gol dengan sujud syukur. Hal ini mengundang reaksi positif dari komunitas Muslim di Italia. Banyak yang berkata, Muntari menunjukkan dalam kebahagiaan setinggi apa pun (dalam hal ini mencetak gol), seorang Muslim tetap menunjukkan kerendahannya di depan Allah dengan bersujud).
12. Pappis Cisse (Newcaslte United/Timnas Senegal)
Penyerang yang sedang naik daun ini adalah seorang Muslim yang taat. Bersama koleganya Demba Ba, dan Hatem Ben Arfa, Cisse kerap melakukan selebrasi kemenangan dengan melakukan sujud syukur. Kabar baiknya, pelatih the Magpies, Alan Pardew mengaku berencana menyediakan mushala di stadion Sports Direct Arena.
http://www.republika.co.id